Rabu, 14 Desember 2011

Kisah Ust. Yusuf Mansur dan Security POM

Satu hari saya jalan melintas di satu daerah.. Tetidur di dalam mobil. Saat terbangun, ada tanda pom bensin sebentar lagi. Saya pesen ke supir saya: "Nanti di depan ke kiri ya".
"Masih banyak, Pak Ustadz".

Saya paham. Supir saya mengira saya pengen beli bensin. Padahal bukan. Saya pengen pipis.

Begitu berhenti dan keluar dari mobil, ada seorang sekuriti. "PakUstadz!". Dari jauh ia melambai dan mendekati saya. Saya menghentikan langkah. Menunggu beliau. "Pak Ustadz, alhamdulillah nih bisa ketemu Pak Ustadz. Biasanya kan hanya melihat di TV saja...". Saya senyum aja. Ga ke-geeran, insya Allah, he he he.

"Saya ke toilet dulu ya".

"Nanti saya pengen ngobrol boleh Ustadz?"

"Saya buru-buru loh. Tentang apaan sih?"

"Saya bosen jadi satpam Pak Ustadz".

Sejurus kemudian saya sadar, ini Allah pasti yang "berhentiin" saya. Lagi enak-enak tidur di perjalanan, saya terbangun pengen pipis. Eh nemu pom bensin. Akhirnya ketemu sekuriti ini. Berarti barangkali saya kudu bicara dengan dia. Sekuriti ini barangkali "target operasi" dakwah hari
ini. Bukan jadwal setelah ini. Begitu pikir saya.

Saya katakan pada sekuriti yang mulia ini, "Ok, ntar habis dari toilet ya".
*******

"Jadi, pegimana? Bosen jadi satpam? Emangnya ga gajian?", tanya saya membuka percakapan. Saya mencari warung kopi, untuk bicara-bicara dengan beliau ini. Alhamdulillah ini pom bensin bagus banget. Ada minimart nya yang dilengkapi fasilitas ngopi-ngopi ringan.

"Gaji mah ada Ustadz. Tapi masa gini-gini aja?"

"Gini-gini aja itu, kalo ibadahnya gitu-gitu aja, ya emang udah begitu. Distel kayak apa juga, agak susah buat ngerubahnya".

"Wah, ustadz langsung nembak aja nih".

Saya meminta maaf kepada sekuriti ini umpama ada perkataan saya yang salah. Tapi umumnya begitu lah manusia. Rizki mah mau banyak, tapi sama Allah ga mau mendekat. Rizki mah mau nambah, tapi ibadah dari dulu ya begitu-begitu saja. "Udah shalat ashar?"

"Barusan Pak Ustadz. Soalnya kita kan tugas. Tugas juga kan ibadah, iya ga? Ya saya pikir sama saja".

"Oh, jadi ga apa-apa telat ya? Karen a situ pikir kerja situ adalah juga ibadah?" Sekuriti itu senyum aja.

Disebut jujur mengatakan itu, bisa ya bisa tidak. Artinya, sekuriti itu bisa benar-benar menganggap kerjaannya ibadah, tapi bisa juga ga. Cuma sebatas omongan doangan. Lagian, kalo nganggap kerjaan-kerjaan kita ibadah, apa yang kita lakukan di dunia ini juga ibadah, kalau kita niatkan sebagai ibadah. Tapi, itu ada syaratnya. Apa syaratnya? Yakni kalau ibadah wajibnya, tetap nomor satu. Kalau ibadah wajibnya nomor tujuh belas, ya disebut bohong dah tuh kerjaan adalah ibadah. Misalnya lagi, kita niatkan usaha kita sebagai ibadah, boleh ga? Bagus malah. Bukan hanya boleh. Tapi kemudian kita menerima tamu sementara Allah datang. Artinya kita menerima tamu pas waktu shalat datang, dan kemudian kita abaikan shalat, kita abaikan Allah, maka yang demikian masihkah pantas disebut usaha kita adalah ibadah? Apalagi kalau kemudian hasil kerjaan dan hasil usaha, buat Allah nya lebih sedikit ketimbang buat kebutuhan-kebutuhan kita. Kayaknya perlu dipikirin lagi tuh
sebutan-sebutan ibadah.

"Disebut barusan itu maksudnya jam setengah limaan ya? Saya kan baru jam 5 nih masuk ke pom bensin ini", saya mengejar.

"Ya, kurang lebih dah".

Saya mengingat diri saya dulu yang dikoreksi oleh seorang faqih, seorang 'alim, bahwa shalat itu kudu tepat waktu. Di awal waktu. Tiada disebut perhatian sama Yang Memberi Rizki bila shalatnya tidak tepat waktu. Aqimish shalaata lidzikrii, dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku. Lalu, kita bersantai-santai dalam mendirikan shalat. Entar-entaran. Itu kan jadi sama saja dengan mengentar-entarkan mengingat Allah. Maka lalu saya ingatkan sekuriti yang entahlah saya merasa he is the man yang Allah sedang berkenan mengubahnya dengan mempertemukan dia dengan saya.

"Gini ya Kang. Kalo situ shalatnya jam setengah lima , memang untuk mengejar ketertinggalan dunia saja, jauh tuh. Butuh perjalanan satu setengah jam andai ashar ini kayak sekarang, jam tiga kurang dikit. Bila dalam sehari semalam kita shalat telat terus, dan kemudian dikalikan sejak akil baligh, sejak diwajibkan shalat, kita telat terus, maka berapa jarak ketertinggalan kita tuh? 5x satu setengah jam, lalu dikali sekian hari dalam sebulan, dan sekian bulan dalam setahun, dan dikali
lagi sekian tahun kita telat. Itu baru telat saja, belum kalo ketinggalan atau kelupaan, atau yang lebih bahayanya lagi kalau bener-benar lewat tuh shalat? Wuah, makin jauh saja mestinya kita dari
senang".

Saudara-saudaraku Peserta KuliahOnline, percakapan ini kurang lebih begitu. Mudah-mudahan sekuriti ini paham apa yang saya omongin. Dari raut mukanya, nampaknya ia paham. Mudah-mudahan demikian juga saudara-saudara ya? He he he. Belagu ya saya? Masa omongan cetek begini kudu nanya paham apa engga sama lawan bicara? Saya katakan pada dia. Jika dia alumni SMU, yang selama ini telat shalatnya, maka kawan-kawan selitingnya mah udah di mana, dia masih seperti diam di tempat. Bila seseorang membuka usaha, lalu ada lagi yang buka usaha, sementara yang satu usahanya maju, dan yang lainnya sempit usahanya, bisa jadi sebab ibadah yang satu itu bagus sedang yang lain tidak.

Dan saya mengingatkan kepada peserta KuliahOnline untuk tidak menggunakan mata telanjang untuk mengukur kenapa si Fulan tidak shalat, dan cenderung jahat lalu hidupnya seperti penuh berkah? Sedang si Fulan yang satu yang rajin shalat dan banyak kebaikannya, lalu hidupnya susah. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti ini cukup kompleks. Tapi bisa diurai satu satu dengan bahasa-bahasa kita, bahasa-bahasa kehidupan yang cair dan dekat dengan fakta. Insya Allah ada waktunya pembahasan yang demikian.

Kembali kepada si sekuriti, saya tanya, "Terus, mau berubah?"

"Mau Pak Ustadz. Ngapain juga coba saya kejar Pak Ustadz nih, kalo ga serius?"

"Ya udah, deketin Allah dah. Ngebut ke Allah nya".

"Ngebut gimana?"

"Satu, benahin shalatnya. Jangan setengah lima -an lagi shalat asharnya. Pantangan telat. Buru tuh rizki dengan kita yang datang menjemput Allah. Jangan sampe keduluan Allah".

Si sekuriti mengaku mengerti, bahwa maksudnya, sebelum azan udah standby di atas sajadah. Kita ini pengen rizkinya Allah, tapi ga kenal sama Yang Bagi-bagiin rizki. Contohnya ya pekerja-pekerja di tanah air ini.. Kan aneh. Dia pada kerja supaya dapat gaji. Dan gaji itu rizki. Tapi giliran
Allah memanggil, sedang Allah lah Tuhan yang sejatinya menjadikan seseorang bekerja, malah kelakuannya seperti ga menghargai Allah. Nemuin klien, rapih, wangi, dan persiapannya masya Allah. Eh, giliran ketemu Allah, amit-amit pakaiannya, ga ada persiapan, dan tidak segan-segan menunjukkan wajah dan fisik lelahnya. Ini namanya ga kenal sama Allah.

"Yang kedua," saya teruskan. "Yang kedua, keluarin sedekahnya".

Saya inget betul. Sekuriti itu tertawa. "Pak Ustadz, pegimana mau sedekah, hari gini aja nih, udah pada habis belanjaan. Hutang di warung juga terpaksa dibuka lagi,. Alias udah mulai ngambil dulu bayar belakangan".

"Ah, ente nya aja kali yang kebanyakan beban. Emang gajinya berapa?"

"Satu koma tujuh, Pak ustadz".

"Wuah, itu mah gede banget. Maaf ya, untuk ukuran sekuriti, yang orang sering sebut orang kecil, itu udah gede".

"Yah, pan kudu bayar motor, bayar kontrakan, bayar susu anak, bayar ini bayar itu. Emang ga cukup Pak ustadz".

"Itu kerja bisa gede, emang udah lama kerjanya?"

"Kerjanya sih udah tujuh taon. Tapi gede gaji bukan karena udah lama kerjanya. Saya ini kerjanya pagi siang sore malem, ustadz".

"Koq bisa?"

"Ya, sebab saya tinggal di mess. Jadi dihitung sama bos pegimana gitu sampe ketemu angka 1,7jt".

"Terus, kenapa masih kurang?"

"Ya itu, sebab saya punya tanggungan banyak".

"Secara dunianya, lepas aja itu tanggungan. Kayak motor. Ngapain juga ente kredit motor? Kan ga perlu?"

"Pengen kayak orang-orang Pak Ustadz".

"Ya susah kalo begitu mah. Pengen kayak orang-orang, motornya. Bukan ilmu dan ibadahnya. Bukan cara dan kebaikannya. Repot".

Sekuriti ini nyengir. Emang ini motor kalo dilepas, dia punya 900 ribu. Rupanya angsuran motornya itu 900 ribu. Ga jelas tuh darimana dia nutupin kebutuhan dia yang lain.

Kontrakan saja sudah 450 ribu sama air dan listrik. Kalo ngelihat keuangan model begini, ya nombok dah jadinya.

"Ya udah, udah keterlanjuran ya? Ok. Shalatnya gimana? Mau diubah?"

"Mau Ustadz. Saya benahin dah".

"Bareng sama istri ya. Ajak dia. Jangan sendirian. Ibarat sendal, lakukan berdua. Makin cakep kalo anak-anak juga dikerahin.. Ikutan semuanya ngebenahin shalat".

"Siap ustadz".

"Tapi sedekahnya tetap kudu loh".

"Yah Ustadz. Kan saya udah bilang, ga ada".

"Sedekahin aja motornya. Kalo engga apa keq".

"Jangan Ustadz. Saya sayang-sayang ini motor. Susah lagi belinya. Tabungan juga ga ada. Emas juga ga punya".

Sekuriti ini berpikir, saya kehabisan akal untuk nembak dia. Tapi saya akan cari terus. Sebab tanggung. Kalo dia hanya betulin shalatnya saja, tapi sedekahnya tetap ga keluar, lama keajaiban itu akan muncul. Setidaknya menurut ilmu yang saya dapat. Kecuali Allah berkehendak lain. Ya lain soal itu mah.

Sebentar kemudian saya bilang sama ini sekuriti, "Kang, kalo saya unjukin bahwa situ bisa sedekah, yang besar lagi sedekahnya, situ mau percaya?". Si sekuriti mengangguk. "Ok, kalo sudah saya tunjukkan, mau ngejalanin?". Sekuriti ini ngangguk lagi. "Selama saya bisa, saya akan jalanin," katanya, manteb.

"Gajian bulan depan masih ada ga?"

"Masih. Kan belum bisa diambil?"

"Bisa. Dicoba dulu".

"Entar bulan depan saya hidup pegimana?"

"Yakin ga sama Allah?"

"Yakin".

"Ya kalo yakin, titik. Jangan koma. Jangan pake kalau".

Sekuriti ini saya bimbing untuk kasbon. Untuk sedekah. Sedapetnya. Tapi usahakan semua. Supaya bisa signifikan besaran sedekahnya. Sehingga perubahannya berasa. Dia janji akan ngebenahin mati-matian shalatnya. Trmasuk dia akan polin shalat taubatnya, shalat hajatnya, shalat dhuha dan tahajjudnya. Dia juga janji akan rajinin di waktu senggang untuk baca al Qur'an. Perasaan udah lama banget dia emang ga lari kepada Allah. Shalat Jum'at aja nunggu komat, sebab dia sekuriti. Wah, susah dah. Dan itu dia aminin. Itulah barangkali yang sudah membuat Allah mengunci mati dirinya hanya menjadi sekuriti sekian tahun, padahal dia Sarjana Akuntansi!

Ya, rupanya dia ini Sarjana Akuntansi. Pantesan juga dia ga betah dengan posisinya sebagai sekuriti. Ga kena di hati. Ga sesuai sama rencana. Tapi ya begitu dah hidup.. Apa boleh buta, eh, apa boleh buat. Yang penting kerja dan ada gajinya.

Bagi saya sendiri, ga mengapa punya banyak keinginan. Asal keinginan itu keinginan yang diperbolehkan, masih dalam batas-batas wajar. Dan ga apa-apa juga memimpikan sesuatu yang belom kesampaian sama kita. Asal apa? Asal kita barengin dengan peningkatan ibadah kita. Kayak sekarang
ini, biarin aja harga barang pada naik. Ga usah kuatir. Ancem aja diri, agar mau menambah ibadah-ibadahnya. Jangan malah berleha-leha. Akhirnya hidup kemakan dengan tingginya harga,. Ga kebagian.
*******

Sekuriti ini kemudian maju ke atasannya, mau kasbon. Ketika ditanya buat apa? Dia nyengir ga jawab. Tapi ketika ditanya berapa? Dia jawab, Pol. Satu koma tujuh. Semuanya.

"Mana bisa?" kata komandannya.

"Ya Pak, saya kan ga pernah kasbon. Ga pernah berani. Baru ini saya berani".

Komandannya terus mengejar, buat apa? Akhirnya mau ga mau sekuriti ini jawab dengan menceritakan pertemuannya dengan saya.

Singkat cerita, sekuriti ini direkomendasikan untuk ketemu langsung sama ownernya ini pom bensin.. Katanya, kalau pake jalur formal, dapet kasbonan 30% aja belum tentu lolos cepet. Alhamdulillah, bos besarnya menyetujui. Sebab komandannya ini ikutan merayu, "Buat sedekah katanya Pak", begitu kata komandannya.

Subhaanallaah, satu pom bensin itu menyaksikan perubahan ini. Sebab cerita si sekuriti ini sama komandannya, yang merupakan kisah pertemuannya dengan saya, menjadi kisah yang dinanti the end story nya. Termasuk dinanti oleh bos nya.

"Kita coba lihat, berubah ga tuh si sekuriti nasibnya", begitu lah pemikiran kawan-kawannya yang tahu bahwa si sekuriti ini ingin berubah bersama Allah melalui jalan shalat dan sedekah.

Hari demi hari, sekuriti ini dilihat sama kawan-kawannya rajin betul shalatnya. Tepat waktu terus. Dan lumayan istiqamah ibadah-ibadah sunnahnya. Bos nya yang mengetahui hal ini, senang. Sebab tempat
kerjanya jadi barokah dengan adanya orang yang mendadak jadi saleh begini. Apalagi kenyataannya si sekuriti ga mengurangi kedisiplinan kerjaannya..

Malah tambah cerah muka nya.

Sekuriti ini mengaku dia cerah, sebab dia menunggu janjinya Allah. Dan dia tahu janji Allah pastilah datang. Begitu katanya, menantang ledekan kawan-kawannya yang pada mau ikutan rajin shalat dan sedekah, asal dengan catatan dia berhasil dulu.

Saya ketawa mendengar dan menuliskan kembali kisah ini. Bukan apa-apa, saya demen ama yang begini. Sebab insya Allah, pasti Allah tidak akan tinggal diam. Dan barangkali akan betul-betul mempercepat perubahan nasib si sekuriti. Supaya benar-benar menjadi tambahan uswatun hasanah bagi yang belum punya iman. Dan saya pun tersenyum dengan keadaan ini, sebab Allah pasti tidak akan mempermalukannya juga, sebagaimana Allah tidak akan mempermalukan si sekuriti.

Suatu hari bos nya pernah berkata, "Kita lihatin nih dia. Kalo dia ga kasbon saja, berarti dia berhasil. Tapi kalo dia kasbon, maka kelihatannya dia gagal. Sebab buat apa sedekah 1 bulan gaji di depan yang diambil di muka, kalau kemudian kas bon. Percuma".

Tapi subhaanallah, sampe akhir bulan berikutnya, si sekuriti ini ga kasbon.

Berhasil kah?

Tunggu dulu. Kawan-kawannya ini ga melihat motor besarnya lagi. Jadi, tidak kasbonnya dia ini, sebab kata mereka barangkali aman sebab jual motor. Bukan dari keajaiban mendekati Allah.

Saatnya ngumpul dengan si bos, ditanyalah si sekuriti ini sesuatu urusan yang sesungguhnya adalah rahasia dirinya.

"Bener nih, ga kasbon? Udah akhir bulan loh. Yang lain bakalan gajian. Sedang situ kan udah diambil bulan kemaren".

Sekuriti ini bilang tadinya sih dia udah siap-siap emang mau kasbon kalo ampe pertengahan bulan ini ga ada tanda-tanda. Tapi kemudian cerita si sekuriti ini benar-benar bikin bengong orang pada.

Sebab apa? Sebab kata si sekuriti, pasca dia benahin shalatnya, dan dia sedekah besar yang belum pernah dia lakukan seumur hidupnya, yakni hidupnya di bulan depan yang dia pertaruhkan, trjadi keajaiban. Di kampung, ada transaksi tanah, yang melibatkan dirinya. Padahal dirinya ga trlibat secara fisik. Sekedar memediasi saja lewat sms ke pembeli dan penjual. Katanya, dari transaksi ini, Allah persis mengganti 10x lipat. Bahkan lebih. Dia sedekah 1,7jt gajinya. Tapi Allah mengaruniainya
komisi penjualan tanah di kampungnya sebesar 17,5jt. Dan itu trjadi begitu cepat. Sampe-sampe bulan kemaren juga belum selesai. Masih tanggalan bulan kemaren, belum berganti bulan.

Kata si sekuriti, sadar kekuatannya ampe kayak gitu, akhirnya dia malu sama Allah. Motornya yang selama ini dia sayang-sayang, dia jual! Uangnya melek-melek buat sedekah. Tuh motor dia pake buat ngeberangkatin satu-satunya ibunya yang masih hidup. Subhaanallaah kan ? Itu jual motor, kurang. Sebab itu motor dijual cepat harganya ga nyampe 13 juta. Tapi dia tambahin 12 juta dari 17jt uang cash yang dia punya. Sehingga ibunya punya 25 juta. Tambahannya dari simpenan ibunya sendiri.

Si sekuriti masih bercerita, bahwa dia merasa aman dengan uang 5 juta lebihan transaksi. Dan dia merasa ga perlu lagi motor. Dengan uang ini, ia aman. Ga perlu kasbon.

Mendadak si bos itu yang kagum. Dia lalu kumpulin semua karyawannya, dan menyuruh si sekuriti ini bercerita tentang keberkahan yang dilaluinya selama 1 bulan setengah ini.

Apakah cukup sampe di situ perubahan yang trjadi pada diri si sekuriti?

Engga. Si sekuriti ini kemudian diketahui oleh owner pom bensin tersebut sebagai sarjana S1 Akuntansi. Lalu dia dimutasi di perusahaan si owner yang lain, dan dijadikan staff keuangan di sana . Masya Allah, masya Allah, masya Allah. Berubah, berubah, berubah.

Saudara-saudaraku sekalian.. Cerita ini bukan sekedar cerita tentang Keajaiban Sedekah dan Shalat saja. Tapi soal tauhid. soal keyakinan dan iman seseorang kepada Allah, Tuhannya. Tauhid, keyakinan, dan imannya ini bekerja menggerakkan dia hingga mampu berbuat sesuatu. Tauhid yang menggerakkan! Begitu saya mengistilahkan. Sekuriti ini mengenal Allah. Dan dia baru sedikit mengenal Allah. Tapi lihatlah, ilmu yang sedikit ini dipake sama dia, dan diyakini. Akhirnya? Jadi! Bekerja penuh buat perubahan dirinya, buat perubahan hidupnya.

Subhaanallaah, masya Allah.

Dan lihat juga cerita ini, seribu kali si sekuriti ini berhasil keluar sebagai pemenang, siapa kemudian yang mengikuti cerita ini? Kayaknya kawan-kawan sepom bensinnya pun belum tentu ada yang mengikuti jejak suksesnya si sekuriti ini. Barangkali cerita ini akan lebih dikenang sebagai sebuah cerita manis saja. Setelah itu, kembali lagi pada rutinitas dunia. Yah, barangkali tidak semua ditakdirkan menjadi manusia-manusia pembelajar.

Pertanyaan ini juga layak juga diajukan kepada Peserta KuliahOnline yang saat ini mengikuti esai ini? Apa yang ada di benak Saudara? Biasa sajakah? Atau mau bertanya, siapa sekuriti ini yang dimaksud? Di mana pom bensinnya? Bisa kah kita bertemu dengan orang aslinya? Berdoa saja.
Sebab kenyataannya juga buat saya tidak gampang menghadirkan testimoni aslinya. Semua orang punya prinsip hidup yang berbeda. Di antara semua peserta KuliahOnline saja ada yang insya Allah saya yakin mengalami keajaiban-keajaiban dalam hidup ini. Sebagiannya memilih diam saja, dan sebagiannya lagi memilih menceritakan ini kepada satu dua orang saja, dan hanya orang-orang tertentu saja yang memilih untuk benar-benar terbuka untuk dicontoh. Dan memang bukan apa-apa, ketika sudah dipublish, memang tidak gampang buat seseorang menempatkan dirinya untuk menjadi contoh.

Yang lebih penting buat kita sekarang ini, bagaimana kemudian kisah ini mengisnpirasikan kita semua untuk kemudian sama-sama mencontoh saja kisah ini. Kita ngebut sengebut2nya menuju Allah. Yang merasa dosanya banyak, sudah, jangan terus-terusan meratapi dosanya. Kejar saja ampunan Allah dengan memperbanyak taubat dan istighfar, lalu mengejarnya dengan amal saleh. Persis seeperti yang kemaren-kemaren juga dijadikan statement esai penutup.

Kepada Allah semua kebenaran dan niat dikembalikan. Salam saya buat keluarga dan kawan-kawan di sekeliling saudara semua. Saya merapihkan tulisan ini di halaman parkir rumah sakit Harapan Kita.. Masih di dalam mobil. Sambil menunggu dunia terang. Insya Allah hari ini bayi saya, Muhammad Yusuf al Haafidz akan pulang ke rumah untuk yang pertama kalinya. Terima kasih banyak atas doa-doanya dan perhatiannya. Mudah-mudahan allah membalas amal baik saudara semua.

Dari semalam saya tulis esai ini. Tapi rampungnya sedikit sedikit. Ini juga tadinya bukan esai sekuriti ini yang mau saya jadikan tulisan. Tapi ya Allah jugalah yang menggerakkan tangan ini menulis.

Semalam, file yang dibuka adalah tentang langkah konkrit untuk berubah. Lalu saya lampirkan kalimat pendahuluan. Siapa sangka, kalimat pendahuluan ini saja sudah 10 halaman, hampipr 11 halaman. Saya pikir, esai ini saja sudah kepanjangan. Jadi, ya sampe ketemu dah di esai berikutnya. Saya berhutang banyak kepada saudara semua.. Di antaranya, saya jadi ikut belajar.

Semalam saya ikutan tarawih di pesantren Daarul Qur'an internasional. Sebuah pesantren yang dikemas secara modern dan internasional. Tapi tarawihnya dijejek 1 juz sekali tarawih. Masya Allah, semua yang terlibat, terlihat menikmati. Ga makmumnya, ga imam-imamnya, ga para tamu dan wali santri yang ikut. Semua menikmati. Jika ada di antara peserta KuliahOnline yang pengen ikutan tarawih 1 juz ini, silahkan datang saja langsung ya. Insya Allah saya usahakan ada. Sebab saya juga kebagian menjadi salah satu imam jaganya. Ya, kondisi-kondisi begini yang saya demen. Saya kurangin jadwal, tapi masih tetep bisa ngajar lewat KuliahOnline ini. Dan saya masih sempet mengkader ustadz-ustadz muda untuk diperjalankan ke seantero negeri. Sementara saya akhirnya bisa mendampingi para santri dan guru-guru memimpin dan mengembangkan pesantren Daarul Qur'an ini.

Ok, kelihatannya matahari sudah mulai kelihatan. Saya baru pulang juga langsung dari TPI. Siaran langsung jam 5 ba'da shubuh tadi. Istri saya meluncurnya dari rumah. Doakan keluarga kami ya. Saya juga tiada henti mendoakan saudara dan jamaah semua... (Ust. YUSUF MANSUR).

Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63


From : Susanto, Agus (Agus.Susanto@******.com)
Date : Wednesday, November 19, 2008 11:22:20 AM


Gabung Yuk di Twitter Yusuf Mansur

Sabtu, 24 September 2011

Masa depan???

Kira – kira Ini adalah obrolan saya dengan teman SMA saya dulu ketika masih kelas 3 SMA… Ketika itu, kami masuk jam akselerasi semester akhir. Di dalam ruang perpustakaan beni menghampiri sy..

Beni : Vi, da yang tiang mo tanyain?

Saya : Apa Ben. (menutup buku yang sy baca)

Beni : Hmm.. Menurut ivy, Masa depannya nanti kayak gimana?

Saya : Masa depan saya ? ……..hhmm.. Mungkin, kerja, jadi orang sukses.

Beni : Setelah itu, setelah mencapai semua itu , masa depan ivy?

Saya : Ha? Setelah itu? … hhmmm… banyak ben.. mungkin do the best untuk orang tua.. menikah? Punya anak.. ??..________.????hhhmmmm???

 Beni : Setelah itu? Setelah mencapai semua itu? Akan bermuara dimana masa depan ivy?

Saya : Hmmm.. ( sedikit berfikir, arah pembicaraan sohib sy ini).. nnggg… Kematian?

Beni : Yup.. Kematian.. hhmm Kematian adalah pintu menuju akhirat.. tempat akhir kita.. tujuan akhir dalam penciptaan kita. Dan itulah masa depan kita.. U.u” jadi, sekolah, bekerja, menjadi sukses itu adalah fase perjalanan kita.. Masa depan kita yang sebenarnya itu ya akhirat..

Hmmm...  ya... selama ini ketika kita berbicara tentang future selalu yang terlintas adalah menjadi orang yang sukses dalam hal duniawi saja.. (Mungkin itu saya)...  Jarang sekali terfikirkan tentang akhirat, bagaimana masa depan akhirat kita??? apa yang akan kita temui nanti di sana??? bagaimana pertanggung jawaban kita??? Astagfirullah...

Hhhmm...Ada lagi..Ini adalah kata – kata dari seorang ustadz. Kira – kira satu bulan yang lalu, beliau mampir ke tempat kerja saya, dan kami sedikit mengobrol.. Ada kata – kata beliau yang cukup berharga bagi saya. Kira – kira begini ,

 “ Kita selama ini sibuk dengan apa yang tidak kita bawa. Dan apa yang akan kita bawa terlupa oleh kita.”

Ya.. saya tersadar... Tapi kita terlalu sibuk dengan itu... Dan ibadah kita hanyalah selingan dan rehat dari seabrek aktifitas kita yang seringkali kita tunaikan dengan terburu - buru, bahkan telat... Padahal itulah yang akan kita bawa nanti ketika kita sudah beralih dunia... Apa yang beliau katakana itu benar.. Apakah Uang, baju, perhiasan, rumah, anak, akan kita bawa ketika kita meninggal nanti? Tidak … Ketika anak adam meninggal dunia, ada tiga perkara yang akan dibawa..

- Do’a anak yang soleh..
- Ilmu yang bermanfaat..
- Amal jariah..

Allah SWT berfirman..
 “ Tidak Ku ciptakan Jin dan Manusia, keculai hanya untuk beribadah kepadaku..”

Astagfirullah…. Semoga apapun yang kita lakukan di dunia ini bernilai ibadah di sisi Allah SWT... Demi cerahnya masa depan kita nanti... Aamiin..

Allahumma anta rabbi laailaaha illa anta khalaqtani wa’ana ‘abduka wa’ana ‘ahdika wawa’dika mastatho’tu. A’udzubikaminsyarrima sha’na’tu. Abuu ulaka bini’matika ‘alayya.. Wa abuu ubidzambi fagfirli.. fainnahu laayagfiru dzunuba illaa anta..

Semoga bermanfaat kawan, bagi saya, antum, dan kita semua.. Aamiin..

Rabu, 14 September 2011

Lihat aku lebih dekat...

kau tidak memiliki robot, yang bisa kau program sesuai keinginanmu..

tapi kau hanya memiliki aku, yang Allah anugerahkan hati dan pikiran...

Dan dengannya aku memiliki keinginan, harapan, mimpi, pemikiran yang terkadang tak sama denganmu...

apa kau pikir, apa yang kau suka, aku harus suka?

apa yang kau inginkan aku juga harus menginginkannya?

dan apakah harapanmu dan aku harus sama?

Mimpimu dan mimpiku harus sama?

Ingat! aku bukan milikmu, tapi hanya titipan ilahi...

kau tak bisa memaksakan apa yang kau mau padaku...

Jika kau tak sanggup melakukannya.. mengapa kau bebankan padaku?

Apa pernah kau ingin tahu, apa yang aku mau?

Apakah kau pernah mmiliki keinginan untuk mengorbankan seluruh apa yang kau punya untukku?

Apakah pernah kau berfikir, untuk melakukan apapun untuk membuatku bahagia?

Naif, sekali jika aku mengatakan "Tidak"..

Pasti kau pernah memikirkannya...

Tapi itu hanya sebatas keinginan yang tak terwujud, terhalang oleh keegoisanmu..ambisi pribadimu...

................

....................

...................................,,

Dan........

Sekarang, aku hanya ingin kau... melihatku lebih dekat... hanya lebih dekat....

Jumat, 13 Mei 2011

sholat

Ini tulisan dari lamunanku.....uu,,



Gw pernah dengar sebuah kalimat,mungkin ini hadits.. tapi gw nggak berani mastiin itu karena di buku catatan gw tulisannya cuma kayak gini doang.



“ jika ingin memperbaiki hidup, perbaikilah sholat”..



“sholat adalah Do’a”…



Dan gw nulisnya waktu ikut semadigma muslimah, empat tahun yang lalu.. (maaf, memang agak pikun)..u,u,



Gw setuju banget, dan memang bener banget. Karena ketika sholat kita bermunajat, untuk dijauhkan dari kesalahan, dibersihkan dan disucikan dari kesalahan.. meminta petunjuk jalan yang lurus, meminta agar digolongkan orang – orang yang dianugerahkan nikmat, meminta ampunan, meminta dicukupkan dari kekurangan, meminta kelapangan rizki, meminta kesehatan… kita bermunajat untuk dijauhkan dari azab jahannam, azab kubur, dan fitnah dajjal di akhir zaman… komplit banget kan? Setelah sholat pun kita berzikir, berdo’a dengan do’a – do’a khusus yang bener – bener lagi kita alamin dan lagi kita pengen dan minta ma Allah SWT.



Well, ada bebrapa lirik yang, membuat aku ngerasa terlecuti( katanya g enak ya).. tapi sutralah, ini beberapa lirik itu yang membuat aku berfikir dan merenung sejenak tentang hidup ini…



So when the time is hard

There’s no way to turn

As HE promise HE will always be there

To bless us with HIS love and HIS mercy

Coz, as HE promise HE will always be there

HE’s always watching us, guiding us

***

HE bring ourselves from the darkness into the light

Subhanallah praise belongs to YOU for everything

Shouldn’t never feel afraid of anything

As long as we follow HIS guidance all the way

Through the short time we have in this life

Soon it all’ll be over

And we’ll be in His heaven and we’ll all be fine

***

Everytime you feel like you cannot go on

You feel so lost

That your so alone

All you is see is night

And darkness all around

You feel so helpless

You can’t see which way to go

Don’t despair and never loose hope

Cause Allah is always by your side



Insya Allah you’ll find your way

Everytime you can make one more mistake

You feel you can’t repent

And that its way too late

Your’re so confused, wrong decisions you have made

Haunt your mind and your heart is full of shame

Don’t despair and never loose hope

Cause Allah is always by your side

***

Turn to Allah

He’s never far away

Put your trust in Him

Raise your hands and pray

“OOO Ya Allah

Guide my steps don’t let me go astra You’re the only one that showed me

the way”



Ya… !!!

Allah dekat, Allah pemilik dan meliputi alam semesta…selalu ada di dekat kita, lebih dekat dari urat nadi kita. Dan Allah selalu memberikan apa yang kita butuhkan.. Catat yach, “Allah memberikan apa yang kita butuhkan” bukan yang kita mau. Jadi kalo ada yang berdo’a minta sesuatu tapi nggak dapet, bukan nggak dikabulin… tapi emang lagi nggak terlalu perlu aja… misalnya gw ne, minta biar punya laptop, rumah, hp BB.. tapi nggak kesampean – kesampean… Memang mungkin lagi nggak terlalu perlu jg… Secara ngapain punya rumah sendiri, berani tinggal sendiri juga nggak… Ngapain punya laptop, sekedar nulis bisa corat coret dikertas dulu, ntar dketik dikomputer .. Ngapain punya BB, mubazir aja, paling buat FBan, narsisan jepret sana – jepret sini, … perlu dipertanyakan juga sih,

“ V , sholat loe dah bener belom?”

~^o^,,heheee.. bener – bener , belum tau juga tuh..



Waktu sholat, kita tu kan meminta, kita berdoa.. jadi harus tahu apa yang kita minta. Bukannya hanya membaca bacaannya doang, tapi harus tau arti dan maknanya, biar kita khusyuk dalam sholat… hhhmmm… satu hal, yang paling menakutkan buat gw. Ketika kematian itu tiba - tiba datang..…Misalnya waktu zuhur kita lagi kerja atau dalam perjalanan, trus kita bilang ntar dah sholat pas kerjaanya selesai, atau pas nyampe rumah… tapi belum itu terlaksana kita udah sign out.. berarti kita mati dalam keadaan kafir.. Na’udzubilahimindzalik…

Jangan pernah deh sepelin sholat, ngeri banget azabnya… Inget nggak, dulu waktu kecil orang tua kita bilang.. “ kalau nggak sholat subuh, nanti di neraka bakalan disiksa dari subuh sampe zuhur, kalo nggak sholat zhuhur, nanti disiksa lagi dari zuhur ampe ashar dan begitu seterusnya.” Serem kan, tapi itu bukan dongeng orang tua kita… itu bener – bener ada haditsnya.. Gw pernah baca dibuku fadilah amal di Bab fadilah sholat. Hmm… ngeri…

So… Yuk, bareng – bareng perbaiki sholat kita, jangan lalai… Gw nulis ini bukan sok pinter, tapi sengaja jadi tembok gw juga, biar nggak lalai dalam sholat.(malu dong gw, bisanya ngingetin orang,gw sendiri sholatnya masih nggak bagus).. Nah, setidaknya gw bisa bilang gitu ke diri gw sendiri, kalo iman  gw lagi down..(namanya juga manusia).. well… moga bermanfaat ya, buat gw, kita dan ummat muslim..(ciee..)..~@,@,, Wassalamu’alaikum…

Rabu, 04 Mei 2011

cerpen "cewek rasa cowok"

Selamat pagi ….

Dunia menyungginkan senyumnya…. Matahari melakukan tugasnya dengan baik, menyinari alam dengan kelembutan cahayanya. Angin bergelayut bersama daun di pepohonan, sesekali meniupkan wangi Dunia penuh semangat dan kebahagiaan. Wangi yang baru bisa aku nikmati setelah Aery ada denganku.

“ Aery, cepat bangun!” aku mengetuk pintu kamarnya.

“ aku sudah bangun!” jawab Aery sambil membuka pintu kamar. Dia sudah rapi, tapi….

“ Astagfirullah, Aery…. Ini kamar atau hutan belantara?”

“akkh.. lebay1.. ntar pulang kerja ku rapiin, sudah…ayo kemen2.” Aery meraih tasnya, dan memungut pakaian yang berserakan di lantai. Jangan tanya tempat tidurnya, mengerikan. Penuh dengan kertas dan buku – buku. Entah bagaimana dia tidur semalam.

” dasar tarzan girl, aku yang cowok saja tidak separah ini. Benar – benar..”

” benar apa? Sahutnya sambil mendorongku keluar kamar...

” benar, kamu tu cewek rasa cowok...ihh..aku sih nggak mau sama cewek selebor kayak kamu”

” ha..ha.. alhamdulillah. Aku juga nggak mau, Yuk ah..” dia menarikku.

” eh.. kenapa ???” dia hanya diam, terus berjalan sambil menyeretku... dasssaaaaaaaarr...

Aku hanya menggelengkan kepala. Kami berangkat kerja berboncengan menggunakan motor, setiap hari aku mengantarnya ke toko kue tempat ia bekerja, dan nanti sore akan menjemputnya.

Jangan berpikir Aery bekerja sebagai pelayan toko yang manis, dandan cantik, atau berpenampilan menarik. Dia hanya memakai baju kaos, jeans borju dan memakai sepatu keds. Dia bertugas sebagai pengantar pesanan. Dari pagi sampai sore, dia bolak balik dari toko ke rumah – rumah pelanggan. Tapi, pernah aku melihatnya mengangkat karung tepung di gudang toko kue itu. Kata Aery, dia hanya membantu opa Jo, seorang kakek tua yang bekerja puluhan tahun ditoko itu. Memang aery gadis pekerja keras. Selama hidup bersamaku dia tidak pernah merepotkan dan meminta sesuatu padaku. Malah dulu ketika menerima gaji pertamanya, dia ingin memberikan semuanya padaku. Tapi aku tolak, aku menyarankan untuk membeli barang – barang kebutuhannya saja. Diluar dugaanku, Aery membeli sembako untuk kebutuhan kami satu bulan. Memang aery benar, sembako adalah kebutuhannya juga, tapi bukan itu maksudku. Tapi sudahlah, Aery memang begitu.

Aku Alfa Tzani, aku bekerja di salah satu perusahaan swasta. Selama enam tahun aku hidup sendiri di rumah sederhana peninggalan almarhum orang tuaku. Aku anak tunggal, enam tahun yang lalu kedua orang tuaku meninggal dunia dalam kecelakaan motor. Sejak itu aku hidup sebatang kara . Berfikir keras untuk bisa bertahan hidup, tanpa pernah berfikir tentang sosok pendamping hidupku nantinya. Tapi Aery sekarang ada, dan itu cukup untukku. Hidupku berubah sejak bertemu dengannya. Pertemuan yang tak pernah terbayangkan bisa membuat kami menjadi sedekat ini, aku menyayanginya...

¤¤¤¤

Hujan menutup kota tumpah ruah dari muaranya. Anak – anak berlarian telanjang bulat sambil berteriak saling bersahutan girang menyambut sapaan hujan. Tak ingin di kalahkan oleh derasnya hujan, aku terus melanjutkan perjalanan. Ku nyalakan lampu motor untuk menerangi jalan, walaupun sia sia. Hari ini hujan turun sangat deras. Tak bisa kulihat dengan jelas jalan di depanku. Tapi aku harus cepat sampai di tempat meeting sebelum pukul empat sore ini. Tapi ... tiba - tiba......................

Buaaarrrrrrrrrrrrr...........

Motorku menabrak sesuatu, mungkin aku menabrak orang. Tubuhku terplanting jauh, sempat ku lihat seseorang terguling di aspal. Ku rasakan kepalaku terbentur. Darah terasa keluar dari kepalaku. Masih sempat guyuran hujan menyapa, membuat tubuhku perih, lalu semua gelap.

¤¤¤¤



Saat ku buka mata perlahan, ku rasakan nyeri tubuhku, ku raba kepalaku yang di perban, masih sedikit pusing. Aku di rumah sakit.

Ku edarkan pandangan ke sekaliling ruangan, tepat di samping kananku, seorang gadis terbaring, mungkin dia pingsan, ada beberapa luka di tubuhnya. Apa itu orang yang aku tabrak?

Seorang suster menghampiriku.....

”pak Tsani? Maaf, anda harus minum obat ini dulu” Suster itu menyodorkan nampan yang di atasnya ada air putih dan obat.

”ini obat apa?” Tanyaku. Sedikit was – was.. baru sadar kok sudah harus minum obat, memang lukaku sangat parah?

” Kata dokter, setelah siuman, anda harus minum obat ini, untuk mengurangi rasa sakit kepala anda dan nyeri luka ditubuh anda pak..” lanjut Suster itu.. Dia pun membantuku untuk bangun.. kuturuti Suster itu, memang badanku terasa sakit sekali.



Gadis itu adalah Aery, dia gadis yang aku tabrak. Saat itu aku takut sekali melihat keadaanya, dia pingsan selama kurang lebih sepuluh jam. Aku takut, dia mengalami luka dalam serius. Anehnya tidak ada keluarga yang datang mencari, identitaspun tak ditemukan. Di dalam tas usangnya yang basah hanya ada kertas – kertas yang tulisannya sudah luntur oleh air hujan. Aku takut sekali jika terjadi sesuatu padanya.

Dasar Aery, saat dia sadar baru aku tahu, ternyata dia sudah bangun sebelum aku sadar, dia hanya tidur saja. Katanya, dia hanya memanfaatkan kesempatan untuk bisa tidur sebelum diperbolehkan pulang oleh dokter. Katanya, semalaman dia tidak menemukan tempat untuk istirahat. Aku menanyakan alamatnya, asal usulnya, dan kenapa dia ada di sini. Tapi dia tidak menjawab, dia hanya menyebutkan namanya saja, dan dia mengatakan,

” Masa laluku tak penting untuk aku ingat. Aku tak akan pernah hidup lagi di masa lalu. Tapi...”

” tapi apa?” tanyaku

” Apa kamu bisa bantu aku untuk bisa hidup di masa depan ?” aku hanya tersenyum. Dari cara bicaranya, aku tahu dia bukan gadis biasa. Dia gadis yang dewasa karena pengalaman hidup. Entah apa yang telah terjadi pada anak yang baru menginjak masa remaja itu, namun raut wajahnya mengatakan ada elegi di masa lalunya.

Sejak kejadian itu, aku membawa Aery tinggal bersamaku. Tak ada salahnya, aku tinggal sendiri di rumah yang cukup besar untuk ditinggali oleh satu orang saja. Aku memperlakukan Aery selayaknya saudaraku sendiri. Aku tak pernah berani menanyakan kisah masa lalunya. Tiga tahun sudah aku bersamnya, aku belum tahu siapa sebenarnya dia. Tapi siapapun dia, dia adalah gadis yang kuat, tegar dan bertanggung jawab. Karena itu aku memanggilnya cewek rasa cowok, walaupun dia akan manyun mendengarnya. Tapi memang benar, walaupun dia seorang gadis, tapi sikap dan sifatnya seperti laki – laki, hancur, berantakan, cuek dan ya..... lebih banyak menggunakan pikirannya daripada mengikuti kata hatinya. Sejak ada Aery di rumah, hidupku menemukan warna baru, warna – warna yang indah. Walaupun setiap hari harus bertengkar dengannya, tapi aku menyukai suasana itu.

Aery, usianya sekarang dua puluh dua tahun, berjarak empat tahun denganku. Dia bisa menjadi adik dan sahabat untukku. Dia orang yang bisa membuatku tertawa sampai tak sadar suaraku menggelegar. Aku menyayanginya, tak ingin kehilangan dia. Aku tak ingin kehilangan cewek rasa cowokku, tarzan girlku, my power perincess. Dia sudah menjadi bagian dari hatiku.

“ stop...stop..” Aery mengagetkanku, langsung mengerem mendadak. Dia langsung turun dari motor, berlari ke arah seorang nenek di dekat angkutan umum. Gagah sekali,dengan jaket hitam dan rambut pendek yang basah. Seandainya aku seorang cewek, pasti aku akan jatuh cinta padanya. Dia mengangkat dua bakul yang penuh barang ke atas angkot. Dasar Aery, setelah bersalaman dengan nenek dia kembali lagi.

“ ayo pak sopir jalan lagi! He...he...” sambil menepuk pundakku.

” Dasar emang aku ojekmu”. Jawabku sewot.

” eh... jangan sok gitu kamu bantuin nenek itu, emang kamu kenal?” lanjutku

” siapa yang sok, itu nenek yang tinggal di belakang rumah, aku kenal... tadi kebetulan aja aku liat, naluri kejantananku menyuruhku untuk membantunya, tubuhku hanya menjalankan perintah. Ada yang salah pak ?” jawabnya, jawaban yang membuatku tertawa kecil, naluri kejantanan? Aku yang seorang laki – laki saja, masih bingung di mana naluri kejantananku. Hmmm.... Tapi, aku yang sudah tinggal lama dikompleks itu,nggak tahu kalau ada nenek yang dibelakang rumah... emang ada?

”mas” dia mengagetkanku..

” elleh... bicaramu itu. Sadar nggak sih, kamu itu cewek, -- seoarang anak gadis. Mbok ya, feminim sedikit gitu. Asli semua nggak sih yang kamu punya itu ?” Aery langsung manyun mendengarnya, dia langsung menutup tubuh bagian depannya dengan tas ransel yang tadinya ia selendangkan dipunggung.

” eh, mas Tsani apaan, ngomongnya kok kayak gitu? Nafsu ya sama aku? Iiiihhh.” Dia menyerengit.

”ha...ha.... masak jeruk makan jeruk.”

”jeruk makan jeruk? Jaka sembung bawa tempe, nggak nyambung memble.”

”what? Memble?”

” ya, mas Tsani kan kayak cewek, mandinya lama? Dandannya lama? Pake krim muka, pake hand body, ihhh, aku yang cewek aja nggak segitunya.ihhh”

” ya harus, emangnya kamu dekil. Itu kan biar bersih, biar cepet dapet cewek juga.he...he.”

”aku juga bersih, mandi juga. Tapi nggak dandan kayak putri”. Dia manyun..

” hmmm... kalah dah mas kalo debat sama kamu, Sory...jangan manyun gitu dong...salam kelingking?” aku mengajaknya bersalaman, dia lalu menyodorkan jari kelingkinnya. Dan kami berdamai, dari kaca spion, aku melihatnya tersenyum. Manis..

” eh, nanti sore mas jangan jemput aku ya, aku pulang agak malem, banyak orderan yang harus aku anter, ntar malem juga tokoku dapet orderan besar untuk acara pesta, nah aku dapet tugas anterin orderan dan jagain stand kue di acara pesta itu. Tapi tenang, ntar pulangnya aku di anter temen.”

” oke, oke... aku sih tenang aja, kamu kan bukan cewek biasa. Tapi power princessku.”

” hmmm.mas ini” Dia mencubit pipiku dari belakang. Gemess..

Sebenarnya aku sedikit khawatir melihat dia pulang malam, entah mengapa aku merasa dia gadis kecilku yang lemah. Dan aku harus selalu ada di sampingnya, aku takut saat dia membutuhkanku aku tak ada di dekatnya.



¤¤¤¤

Sampai akhirnya semua berubah seketika.....................................................................................................



Entah panas atau hujan,

Entah siang atau malam…

Aku sekarang terbakar…

Hujan air mata mengguyur luka kepedihan...

Duniaku gelap…AAAAAKKKKKHHHHHH!!!!

Dia pergi…

Gadisku benar – benar pergi…



Kesunyian seperti ingin menelanku hidup – hidup. Semua hening, burung tak lagi bernyanyi, angin tak lagi mengalun. Dingin datang merajuk, kebekuan merebahkan diri dipundakku. Diamku tak memberi jawaban apapun. Diamnya tak menjelaskan apapun. Dia sudah tertidur pulas, tidur yang sangat panjang. Jika waktu bertemu pertama kali di rumah sakit, aku ingin sekali melihatnya bangun. Sekarang aku tak ingin ia terbangun, memang dia tak akan pernah bisa bangun. Aku tak ingin ia merasakan sakit luka – luka di tubuhnya. Mobil itu menghantam tubuh kecilnya. Kejadian tadi malam rasanya seperti mimpi, tapi pagi ini tubuhnya sudah terbaring kaku di depanku. Memberikan jawaban atas keraguanku. Masih sangat jelas, peristiwa tadi malam…

¤¤¤¤



Sudah pukul 11.21 Aery belum juga pulang. Kok kerja sampai jam segini sih… Nanti aku nggak akan memberi izin untuk kerja malam lagi… bosnya nggak mikir apa, dia anak cewek, nggak wajar kalo kerja sampai jam segini. Kenapa harus Aery yang dia suruh kerja malam, setahu aku ada beberapa karyawan laki- laki ditoko itu… Aery… kamu ini bikin mas takut aja…kamu dimana sih…

Tiba tiba HP ku berdering…

“Aery….!”

“ halo… aery, kerjaanmu belum selesai ?”

” udah, ne lagi perjalanan pulang. Khawatir banget suaranya, mukaknya jangan ditekuk gitu dong! He...he” suaranya ngakak di sebrang telepon.

” sotoy kamu, aku udah ngantuk nih. Pengen cepet tidur”. Aku mengatur suaraku, dasar bocah! Tahu aja.

” elleh, udah keliatan dari tadi, kayak pak satpam aja berdiri di depan pintu. Noleh ke kanan!” langsung aku menurut menoleh ke kanan, melihat keluar jendela ke arah jalan raya. Dasar bocah, dia sudah nyengir di sebrang jalan.

” cepet, lari...” dia langsung berlari.

Tapi...... dari arah kanan ada cahaya menyilaukan, dan

” Aeryyy....iiii!!!” spontan aku berteriak dan langsung berlari. Masih ku letakkan hp ditelingaku, sempat ku dengar suaranya.

” Mas Tsani... sakit....sakit... maaf... Allah....Allah.....” dan hilang....

Lampu mobil tepat menyorot tubuhnya... sangat jelas kulihat...

Tubuhnya --- Aery – Mungkin dia bukan Aery...... –

tapi.... Dia memang Aeryku..... dia..........................AERYYYY.......................



*****



”AAAAAAAKKKKHHHHHHH!!!!!”

Rasanya aku ingin pergi bersamanya, aku benar – benar tak ingin kehilangan gadis kecilku, cewek rasa cowokku. Aku ingin memeluknya untuk terakhir kalinya, tapi aku takut ia akan kesakitan. Itu yang dikatakannya, dia sakit, Aery merasa sakit...

”Mananya yang sakit Ry, mas obatkan....Aery, bangun....mas obatkan, sebelah mana yang sakit....???”

“ AERY…IIIIII…!!!!!!” Rasa ini, rasa kehilangan ini tak bisa ku tahan, suaraku sesenggukan menahan tangis…

Aku tak bisa menahan sedihku ini, beberapa teman memegang tubuhku, mencoba menenangkanku. Astagfirullah… kenapa harus seperti ini. Aku berusaha untuk tegar, namun setiap kali para pelayat datang, dan menangis di depan jenazahnya, hatiku seperti diremas, sakit. Begitu banyak teman dan sahabatnya, nenek yang ia tolong kemarin, pemulung, teman kerjanya,pak satpam kompleks, dan entah siapa lagi orang – orang itu, semuanya berkabung untuk Aeryku. Semua orang menyayangi Aeryku. Aeryku… kini telah pergi..benar – benar pergi..



……………………………………..

…………………………………………………………………………………….

Aery… wujudnya kini telah pergi, namun rasanya tetap ada. Cewek rasa cowoknya masih bisa ku rasakan. Semangatnya, kepeduliannya dan naluri kejantanannya. Aery masih ada bersamaku, di dalam hatiku. Tak akan pernah dan akan bisa pergi. Aeriii….Mas Tsani sayang Aery… Jangan pergiiii….





To be Continued.....~,~,,